Saat perusahaan Anda berkembang dan tim Produk — sebagai sebuah fungsi — juga berkembang, mungkin sudah waktunya bagi Anda untuk memiliki Product Operations (atau Product Ops) di organisasi Anda.
Product Ops adalah fungsi pemberdayaan untuk Product Management — di mana ini membantu organisasi meningkatkan praktik Product Management mereka sehingga dapat membantu menginformasikan strategi dan membuat keputusan yang lebih cepat.
Halaman ini akan menjelaskan Product Ops secara mendalam: apa perbedaannya dengan Product Management, kapan perusahaan Anda perlu mempertimbangkan untuk memilikinya di organisasi, dan contoh penerapannya.
Apa itu Product Management?
Mari kita mulai dengan Product Management. Kami mengakui ada banyak definisi terkait Product Management. Singkatnya, kami menggambarkan Product Management sebagai praktik untuk mendorong pengembangan sebuah produk, termasuk aspek peluncuran, dukungan berkelanjutan, dan peningkatannya secara strategis.
Seiring dengan berkembangnya Product Management, ruang lingkup dan tanggung jawab pun juga berkembang. Secara umum, ruang lingkup Product Management mencakup seluruh siklus hidup suatu produk, mulai dari ide hingga pengembangan hingga akhirnya dirilis ke publik. Tugas utama Product Management mencakup prioritisasi, pengembangan strategi produk, dan mengelola roadmap, sekaligus mahir menggunakan data untuk merencanakan dan menjaga keberlangsungan produk di masa depan.
Apa itu Product Ops?
Pada dasarnya, Product Ops bertujuan untuk memberdayakan product manager agar mereka dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Ini adalah fungsi pemberdayaan di perusahaan yang pada dasarnya memungkinkan product manager untuk fokus pada pengelolaan produk. Dengan kata lain, Product Ops memberikan nilai tambah dengan cara:
Beberapa situasi di bawah ini menjadi contoh yang baik tentang kapan perusahaan perlu mempertimbangkan untuk memiliki Product Ops sebagai sebuah fungsi tersendiri dalam organisasi mereka:
1/ Kebutuhan akan data
"Data-driven" adalah salah satu istilah yang paling sering digunakan, terutama di perusahaan teknologi dan produk, tetapi istilah ini berfungsi dengan baik untuk mengingatkan dan menggarisbawahi pentingnya data dalam organisasi: kita membutuhkan data dan perlu dapat memahami data tersebut sehingga kita dapat membuat keputusan yang tepat, misalnya terkait strategi apa yang perlu dikejar terlebih dahulu.
The problem, however, is usually not because we don’t have enough data, but rather because of:
Tantangan yang dihadapi biasanya muncul bukan karena perusahaan tidak memiliki data yang cukup, melainkan:
Pernahkah hal ini terjadi pada Anda atau orang lain yang Anda kenal:
Product manager mengeluh karena mereka tidak punya waktu untuk merapikan backlog dan memperbarui roadmap mereka karena mereka menghabiskan banyak waktu (misal 1-2 bulan) hanya untuk mengumpulkan data dari database dan menganalisisnya karena data tersebut akan digunakan pada presentasi/meeting Tim Manajemen.
2/ Tidak ada standardisasi untuk alat dan proses yang digunakan
Di banyak perusahaan yang telah berinteraksi dengan kami, salah satu tantangan terbesar dalam tim Product adalah meningkatnya jumlah alat yang dibuat khusus untuk product manager. Dari pembuatan roadmap dan prototipe, saat ini product manager memiliki lebih banyak alat yang dapat mereka gunakan daripada sebelumnya.
Sekalipun product manager memiliki keahlian yang luas dan beragam, mengelola (dan mengatur) semua alat yang tersedia bukanlah cara terbaik untuk memanfaatkan keterampilan tersebut. Patut disadari bahwa ketika tim Product tumbuh, maka komponen administrasi pun menjadi semakin besar.
Ketika perusahaan semakin bertumbuh, maka akan banyak tantangan yang muncul bila tidak ada standarisasi untuk alat (dan proses) yang akan digunakan oleh product manager untuk mengembangkan produk mereka.
3/ Minimnya arahan dan informasi
Mengingat sebagian besar perusahaan menerapkan cara kerja work-from-home (WFH) atau pendekatan hybrid, sering kami mendengar pemimpin, karyawan baru, dan karyawan lama yang berkata, “Saya tidak yakin apa yang sedang terjadi di perusahaan saat ini dan tidak ada satu pun tempat yang menyediakan informasi tersebut.”
Selain itu, ketika perusahaan sudah menemukan menemukan kecocokan pasar untuk produk mereka (product market fit) dan mulai mempersiapkan upaya untuk tumbuh dan berkembang serta harus memutuskan apa yang harus mereka lakukan selanjutnya, beberapa di antara mereka dihadapkan pada fakta bahwa mereka tidak memiliki informasi yang diperlukan untuk dapat menceritakan strategi mereka (misalnya untuk Tim Manajemen)
4/ Melacak dan memantau
Beberapa perusahaan menghabiskan waktu berjam-jam (misal: mengadakan meeting) hanya untuk menyelaraskan satu sama lain tetapi kemudian para pemimpin tim masih mengeluh karena mereka tidak tahu apa yang sedang dilakukan oleh tim mereka dan tidak ada cara bagi mereka untuk mengetahui kemajuan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.
Product Narrative bekerja sama dengan organisasi untuk membangun Product Ops dengan tujuan menjawab 2 pertanyaan spesifik berikut ini:
A/ Bagaimana kita dapat membuat informed decision?
Ada 2 cabang pelengkap untuk membantu organisasi dalam membuat informed decision: wawasan kuantitatif dan kualitatif.
A1. Wawasan kuantitatif (quantitative insights)
Wawasan kuantitatif berfokus pada:
A2. Wawasan kualitatif (qualitative insights)
Wawasan kualtitatif berfokus pada:
B/ Bagaimana kita dapat meningkatkan kemampuan product manager?
Salah satu tujuan dari Product Ops adalah untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan product manager sehingga mereka dapat menjadi product leader yang sukses di organisasi.
Ini membutuhkan:
Hal lain yang ingin kami soroti saat meningkatkan kemampuan manajer produk:
Kami sering berbicara tentang bagaimana product manager berada di persimpangan teknologi, UX, dan bisnis. Namun, seringkali, product manager sangat fokus pada UX dan teknologi — mereka seringkali tidak kuat di sisi bisnis. Mereka jarang memikirkan aspek komersial dari suatu produk atau bagaimana produk yang diluncurkan akan menunjang sisi bisnis perusahaan; banyak di antara mereka yang juga kurang paham mengenai perbedaan antara CapEx dan OPEX.
Bisa jadi hal-hal tersebut memang tidak mereka pelajari sebelumnya atau tidak termasuk dalam latar belakang mereka. Dengan demikian, Product Ops bisa menjadi peran yang dapat mengakses hal-hal tersebut: menyediakan informasi semacam itu sehingga memungkinkan product manager untuk fokus pada area yang menjadi kekuatan mereka.
Oleh karenanya, kombinasi Product Ops dan Product Management menjadi berharga.
•
Apakah Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang Product Ops dan bagaimana Product Ops dapat membantu organisasi Anda berkembang? Klik di sini untuk berdiskusi dengan kami.